Konsultan Pemodelan Transportasi Jakarta

Konsultan Pemodelan Transportasi Jakarta 0813-6722-0656

Konsultan Pemodelan Transportasi Jakarta

Konsultan Pemodelan Transportasi Jakarta 0813-6722-0656


Pemodelan Transportasi

Interaksi dua arah di antara penggunaan lahan dan perilaku perjalanan melibatkan :
1.Data mengenai pola penggunaan lahan, dasar sosio ekonomi dari individu dan sikap mereka, presepsi dan preferensi terhadap penggunaan lahan dan perjalanan.
2.Sebuah metodologi berkaitan dengan potensi multi arah kausalitas yang dinamis (Veronique Van Acker Frans Witlox, 2000)

SIstem Hirarki

Yang mengakibatakan :
-Merangksang peningkatan produksi
-Mengurangi Kemacetan
-Peningkatan Pelayanan

Model bangkitan Pergerakan

-Bangkitan Pergerakan merupakan fungsi tata guna lahan jumlah bangkitan pergerakan yang di hasilkan oleh suatu zona berbanding lurus dengan tipe (intensitas) tata guna lahan di zona tersebut.
-Pa = f (La)
Dimana :
Pa : Bangkitan Pergerakan dari zona A
La : Tata guna lahan di zona A Arahan :
-Penentuan daerah kajian harus sudah di pertimbangkan sasaran pelaksanaan kajian, permasalahan transportasi yang akan di model dan tipe pergerakan yang akan di kaji. (Jarak pendek dan panjang, angkutan barang dan penumpang, dll)
-Untuk kajian yang sangat strategis, zona harus di definisikan sehinga mayoritas pergerakan mempunyai zona asal dan tujuan di dalam zona tersebut. Bila tidak memungkinkan, misalnya wilayah kota yang kecil perlu di perhatikan pengaruh lalu lintas menerus
-Zona sebaiknya sedikit lebih luas daripada daerah yang akan di amati sehingga kemungkinan adanya perubahan zona tujuan atau pemilihan rute yang lain dapat teramati
-Wilayah di luar zona sering di bagi beberapa zona eksternal. Zona sendiri di bagi beberapa zona internal yang jumlahnya tergantung tingkat ketepatan yang di inginkan.
Contoh : analisis kebijakan manajemen lalu lintas butuh zona yang kecil yang mencerminkan zona pembangkit / penarik pergerakan, misalnya parkir
-Kajian strategis sebaiknya di lakukan pada zona yang lebih luas
-Aktivitas TGL (dari zona asal) berlokasi pada titik tertentu dalam zona = pusat zona
Dua dimensi yang perlu di perhatikan yaitu : jumlah dan ukuran (ruas) zona.

Daerah Kajian

-Zona dan pusat sebagai tempat konsentrasi semua ciri peregerakan zona tersebut. Model sistem perkotaan adalah model ruang
-Zona di bagi menjadi zona yang lebih kecil secara numerik (misalnya ukuran TGL)
-Zona yang akan di kaji harus di tentukan terlebih dulu, misalnya mencakup ruang atau daerah yang cukup untuk pengembangan kota yad / tahun rencana
-Biasanya surei kendaraan yang melalui garis kordon (batas zona) perlu di lakukan agar batas dapat di tentukan sehingga tidak memotong jalan yang sama lebih dari 2 kali (menghindari perhitungan ganda) kendaraan yang sama
-Batas tersebut bisa juga berupa batas alami seperti sungai atau rel KA Arahan dalam pembagian zona :
-Mempertimbangkan sasaran pelaksanaan studi permasalahan transportasi yang akan di model dan tipe pergerakan yang akan di kaji
-Untuk kajian yang bersifat strategis, zona harus di definisikan sehingga mayoritas pergerakan mempunyai zona asal dan tujuan di dalam zona
-Zona sebaiknya sedikit lebih luas daripada yang akan di amati sehingga kemungkinan adanya perubahan zona tujuan atau pemelihan rute yang lain dapat terarah
-Umumnya zona mempunyai permasalahan yang sama

Daerah kajian / zona

Merupakan suatu daerah geografis yang di dalamnya terletak semua zona asal dan tujuan yang di perhitungkan dalam model kebutuhan akan transportasi.
Kriterianya :
-Berisi zona internal dan ras jalan yang secara nyata di pengaruhi oleh pergerakan lalu lintas
-Semua informasi transportasi yang bergerak di dalamnya harus di ketahui
-Pergerakan lalu lintas sangat di pengaruhi oleh pergerakan dalam zona
-Zona eksternal di asusikan tidak secara signifkan mempengaruhi pergerakan
Konsultan Pemodelan Transportasi Jakarta 0813-6722-0656

Konsultan Pemodelan Transportasi Jakarta

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *