Jasa Konsultan Perizinan Andalalin Jakarta 0813-6722-0656
Analisis Dampak Lalu Lintas ( Andalalin )
The Institution of Highways and Transportation( 1994) merekomendasikan pendekatan teknis dalam melakukan analisis dampak lalu lintas, sebagai berikut :
1.Gambaran kondisi lalu lintas saat ini (eksisting).
2.Gambaran Pembangunan yang akan di lakukan
3.Estimasi pilihan moda dan tarikan perjalanan.
4.Analisis penyebaran perjalanan.
5.Identifikasi rute pembebanan perjalanan.
6.Identifikasi Tahun Pembebanan dan pertumbuhan lalu lintas.
7.Analisis Dampak Lalu Lintas.
8.Analisis Dampak Lingkungan.
9.Pengaturan Tata Letak Internal.
10.Pengaturan Parkir.
11.Angkutan Umum.
12.Pejalan kaki, pengendara sepeda dan penyandang cacat.
Namun dari keseluruhan tahapan di atas, penelitian ini tidak melakukan tahapan analisis dampak lingkungan, pengaturan tata letak internal, analisis angkutan umum, selain itu juga analisis pejalan kaki, pengendara sepeda dan penyandang cacat. Analisis dampak lingkungan tidak di lakukan karena telah di lakukan pada awal pembangunan.
Tinjauan Pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas
Pelaksanaan analisis dampak lalu-lintas di beberapa negara bervariasi berdasarkan kriteria atau pendekatan tertentu. Oleh karena itu secara nasional, pengaturan pelaksanaan analisis dampak lalu-lintas sudah ada. Namun ketentuan mengenai lalu-lintas jalan yang berlaku sekarang sebagaimana dalam Undang-Undang Lalu-Lintas Jalan Nomor 22 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 75 tahun 2015. Oleh karena itu berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 75 tahun 2015, ukuran minimal peruntukan lahan yang wajib melakukan andalalin.
Bangkitan perjalanan / pergerakan ( Trip Generation )
Menurut Tamin (1997), bangkitan pergerakan (Trip Generation) adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan atau jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona.
Menurut Tamin (1997), waktu perjalanan bergantung pada kegiatan kota, oleh karena itu penyebab perjalanan adalah adanya kebutuhan manusia untuk melakukan kegiatan dan mengangkut barang kebutuhannya. Setiap suatu kegiatan pergerakan mempunyai zona asal dan tujuan, dimana asal merupakan zona yang menghasilkan perilaku pergerakan, sedangkan tujuan adalah zona yang menarik pelaku melakukan kegiatan. Jadi terdapat dua pembangkit pergerakan, yaitu :
1. Produksi perjalanan / perjalanan yang di hasilkan ( Trip Production ) Merupakan banyaknya ( jumlah ) perjalanan / pergerakan yang di hasilkan oleh zona asal ( perjalanan yang berasal ), dengan lain pengertian merupakan perjalanan / pergerakan/arus lalu-lintas yang meningkatkan suatu lokasi tata guna lahan/zona/kawasan.
2. Penarikan perjalanan /perjalanan yang tertarik ( Trip Attraction ) Merupakan banyaknya ( jumlah ) perjalanan / pergerakan yang tertarik ke zona tujuan ( perjalanan yang menuju ), dengan lain pengertian merupakan perjalanan / pergerakan / arus lalu lintas yang menuju atau datang kesuatu lokasi tata guna lahan / zona / kawasan.
Baca Juga : Tempat Perizinan Andalalin Lampung
Jasa Konsultan Perizinan Andalalin Jakarta 0813-6722-0656