Tempat Konsultan Perizinan Andalalin Jakarta 0813-6722-0656
Kinerja Simpang
J. Tundaan (D)
1. Tundaan Rata-rata untuk Seluruh Simpang
Merupakan tundaan rata-rata untuk seluruh kendaraan yang akan masuk simpang. Tundaan rata-rata di tentukan dari hubungan empiris antara tundaan (D) dan derajat kejenuhan (DS)
2. Tundaan Rata-rata untuk Jalan Utama/Mayor
Tundaan rata-rata jalan utama (DTMA) di tentukan sebagai fungsi dari (DS).
3. Tundaan Rata-rata untuk Jalan Minor
Tundaan rata-rata untuk jalan minor (DTMI) di tentukan berdasarkan tundaan rata-rata seluruh simpang, selain itu juga tundaan rata-rata jalan utama dengan rumus:
DTMI = (det/smp)
Dimana:
- DTMI = Tundaan rata-rata untuk jalan minor
- QTOT = Arus kendaraan total
- DT1 = Tundaan lalu lintas simpang
- QMA = Arus jalan utama
- DTMA = Tundaan lalu lintas jalan utama
- QMI = Arus jalan minor
4. Tundaan Geometri Simpang (DG)
Yaitu tundaan rata-rata seluruh kendaraan bermotor yang masuk simpang. DG dapat di hitung menggunakan rumus berikut ini:
- Untuk DS < 1,0 DG = (1 – DS) x (PT x 6 + (1 – PT) x 3) + DS x 4 (det/smp)
- Untuk DS ≥ 1,0 DG = 4 (det/smp)
Dimana:
- DG = Tundaan geometri simpang
- DS = Derajat kejenuhan
- PT = Rasio belok total
5. Tundaan Simpang
Tundaan simpang di hitung sebagai berikut:
D = DG + DT1 (det/smp)
Dimana:
- D = Tundaan simpang
- DG = Tundaan geometri simpang
- DT1 = Tundaan lalu lintas simpang
K. Peluang Antrian (QP%)
Batas nilai peluang antrian (QP%) di tentukan dari hubungan empiris antara peluang antrian (QP%) namun juga dengan derajat kejenuhan (DS)
L. Penilaian Perilaku Lalu Lintas
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Departemen Pekerjaan Umum (1997). ini terutama di rencanakan untuk memperkirakan kapasitas dan perilaku lalu lintas pada kondisi tertentu. Yang berkaitan dengan rencana geometri jalan, lalu lintas, selain itu juga lingkungan. Karena hasilnya biasanya tidak dapat di perhitungkan sebelumnya. Oleh karena itu mungkin di perlukan beberapa perbaikan dengan pengetahuan para ahli lalu lintas, terutama kondisi geometri.
Untuk memperoleh perilaku lalu lintas yang di inginkan berkaitan dengan kapasitas, tundaan, selain itu juga peluang antrian, dan lain-lain. Sasaran yang di pilih di isikan dalam formulir USIG-II kolom 38 pada MKJI, Departemen Pekerjaan Umum (1997). Cara yang cepat untuk menilai hasil adalah dengan melihat derajat kejenuhan (DS) untuk kondisi yang di amati, dan membandingkannya dengan pertumbuhan lalu lintas tahunan dan umur fungsional yang di inginkan dan simpang tersebut.
Jika nilai DS yang di peroleh terlalu tinggi (>0,85), pengguna manual mungkin ingin merubah anggapan yang berkaitan dengan lebar pendek dan sebagainya dan membuat perhitungan yang baru. Namun hal ini akan membutuhkan formulir yang baru dengan soal yang baru. Penilaian tentang perhitungan ini di masukkan dalam formulir USIG-II, kolom 39 pada MKJI, Departemen Pekerjaan Umum (1997).
Baca Juga : Tempat Perizinan Andalalin Lampung
Tempat Konsultan Perizinan Andalalin Jakarta 0813-6722-0656